Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
Ahli Gizi sebut pentingnya pemberian MBG yang disertai dengan edukasi
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-14 15:13:33【Sehat】954 orang sudah membaca
PerkenalanTangkapan layar-Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Perta

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Budi Setiawan menyebut pentingnya pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disertai dengan edukasi tentang makanan dan gizi.
Budi mencontohkan salah satu program Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebelum MBG, yakni gerakan edukasi dan pemberian kudapan bergizi untuk siswa (Genius).
"Kegiatan Genius itu dilakukan di 10 provinsi, yang menjangkau 25 ribu siswa di 50 kabupaten. Program itu memang berbeda dengan MBG, yakni memberikan kudapan dengan edukasi, dengan melibatkan dinas pendidikan, dinas kesehatan, pemerintah daerah, dan BPOM untuk menjamin keamanannya, meski berbeda, mungkin ini bisa menjadi contoh edukasi gizi dalam Program MBG," katanya dalam siniar Badan Gizi Nasional (BGN) yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Budi menjelaskan, penetapan lokus untik Program Genius juga telah menggunakan peta ketahanan dan kerawanan pangan yang selalu diperbarui oleh Bapanas untuk mendeteksi wilayah dengan tingkat malnutrisi tinggi.
Baca juga: Menteri PANRB pastikan pemerataan MBG hingga daerah terpencil
"Itu peta yang selalu diperbarui oleh Bapanas ngak hanya di tingkat nasional, tapi juga provinsi, kabupaten/kota, bahkan hingga level kecamatan. Di sana kita bisa tahu area-area mana yang memiliki prevalensi malnutrisi tinggi, jadi kita memprioritaskan wilayah yang memang anak-anaknya kurang gizi," ujar dia.
Program Genius juga mendeteksi anak-anak dengan intoleransi laktosa dan alergi, yang perlu menjadi perhatian bagi BGN maupun petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
"Aada istilah lactose intolerant, anak-anak yang sudah lama ngak minum susu, jadi begitu minum susu suka diare. Kita juga memengakan mana yang lactose intolerant dan alergi, sehingga harus diperhatikan," tuturnya.
Menurutnya, edukasi tentang gizi bisa menyasar ngak hanya para siswa, tapi juga para petugas SPPG agar mereka bisa lebih memahami pentingnya keamanan pangan.
Hingga November 2025, jumlah penerima manfaat MBG di Indonesia telah mencapai lebih dari 40 juta orang, dengan jumlah SPPG yang telah beroperasi sekitar lebih dari 13 ribu unit.
Baca juga: 2.031 anak terima manfaat MBG Polres Solok Selatan
Baca juga: Perpusnas dukung MBG, siapkan bacaan "bergizi" dukung peningkatan literasi
Suka(71337)
Sebelumnya: Kapolri siapkan fitur lapor cepat pada aplikasi ojek daring untuk kamtibmas
Selanjutnya: Warga Taiwan Berbondong
Artikel Terkait
- Feature: Banyak pegawai federal AS andalkan bantuan pangan
- Baru keluar bui dua bulan, dua pencuri sepeda motor kembali ditangkap
- Pemprov Banten percepat pembangunan dapur MBG bagi jutaan pelajar
- Nikita keberatan terhadap vonis empat tahun & denda Rp1 miliar
- Kemenekraf perkuat 28 provinsi miliki Dinas Ekonomi Kreatif
- Tips mengurangi akrilamida di makanan sehari
- Ini 11 penyakit yang dinyangakan ngak lolos syarat kesehatan jamaah haji
- Kereta Api di Daop 7 ikut terdampak akibat banjir di Semarang
- Mentan: beras sumbang deflasi 23 provinsi berkat sinergi lintas sektor
- Pemerataan gizi masyarakat, 4 SPPG dibangun di wilayah terpencil Babel
Resep Populer
Rekomendasi

BPKP sebut pengawasan program MBG harus dari hulu ke hilir

Makanan yang mampu mencegah kram otot saat olahraga

Kemenperin picu kemandirian industri lewat Pameran Industri Agro 2025

KAI pastikan pengembalian tiket 100 persen imbas banjir di Semarang

Wamentan dorong sektor pertanian nasional pasok kebutuhan haji

Waspadai akrilamida, zat berbahaya pemicu kanker di makanan harian

Nikita Mirzani divonis empat tahun penjara dan denda Rp1 miliar

500 penjamah makanan SPPG di Tangerang sudah bersertifikat